Cara Sederhana Merebut Hati Anak Didik
Guru Harapan Masa Depan Anak Didik.
Tantangan Yang Dihadapi Guru :
- Permasalahan Pengelolaan Kelas ( Classroom Management )
Perilaku anak didik yang sangat bervariasi ini mengharuskan kita sebagai pendidik lebih jeli dan cermat dalam mensiasati suatu permasalahan. Sebagai pendidik memang harus lebih memahami bagaimana karakter masing-masing anak didik. Akan tetapi tidak semudah yang kita bayangkan dan tidak semudah yang kita lakukan. Pendidik sering memberikan hukuman, menurut kita sebagai pendidik sudah tepat sesuai dengan apa yang anak didik lakukan. Tapi sering terjadi kesalah pahaman antara hukuman yang diberikan pendidik dan yang diterima anak didik.
Hasil akhir permasalahan yang sebenarnya bisa diselesaikan dikelas bisa melebar sampai ke orang tua bahkan ke ranah hukum.
Walaupun ada pendidik yang dirasa oleh anak didik bahwa perilaku pendidik yang tidak punya perhatian, pilih kasi, tidak kompeten mengajar, terlalu menuntut, kaku, keras, disiplin berlebihan, sinis, suka marah-marah, dan masih banyak lagi.
Pendidik memang harus berperilaku yang lebih bijaksana,menghargai siswanya, menumbuhkan keyakinan bahwa setiap siswa memiliki potensi untuk maju dan berkembang, serta menghindari dari memberikan ancaman dan kekerasan, masalah tersebut dapat teratasi. Anak didik sangat sering sekali membuat marah tanpa alasan, apalagi seusia SMP merupakan masa perkembangan,pemberontakan, mencari jati diri.
- Permasalahan Komunikasi
Pendidik memiliki kecenderungan untuk minta dimengerti oleh anak didik. Hal ini terkait dengan beratnya beban kurikulum yang diemban oleh pendidik. Dalam prinsip komunikasi, jika ingin dimengerti anak didik, maka hal pertama yang harus dilakukan oleh para pendidik adalah mengerti kondisi anak didik terlebih dahulu.
Dalam menghadapi anak didik bermasalah, pendidik perlu melakukan teknik "mendengar aktif" atau mendengar dengan seluruh diri. Maksudnya, telinga mendengar nada dan kata, sedangkan mata melihat mimik ekspresi wajah, pikiran berusaha memahami apa yang dikatakan, hati juga melalui penghayatan perasaan yang ada dibalik kata-kata yang diucapkan.
Intinya adalah bagaimana guru dapat membina hubungan baik dengan lingkungan pekerjaannya dengan cara mengembangkan komunitas yang cerdas dan efektif.
Tindak kekerasan disekolah dapat merusak citra diri dan kehormatan sebagai pendidik.
Kekerasan sekecil apapun dapat menimbulkan pengaruh psikologis bagi anak didik. Dalam sebuah diskusi komunitas guru didunia maya, seorang pendidik berkomentar bahwa budaya kekerasan itu berasal dari kebiasaan orang tua di rumah. Dalam kondisi ini, anak didik akan menurut kalau dikerasi, dihukum fisik, atau dipermalukan. Tampaknya, dari pendidik masih banyak yang memiliki paradigma bahwa anak yang tidak disiplin harus dihukum keras. Jika menghukum dengan cara menyetrap dan menjemur siswa mereka anggap biasa, hukuman terhadap muridpun akan semakin meningkat. Bahkan, ada pendidik yang memukul mulutnya karen tidak bisa menghafal pelajaran.
Lebih lanjut, solusi dari masalah diatas harus dimulai dari level pribadi pada bidang yang sangat utama, dalam hal ini profesi keguruan. Tegasnya citra diri dan kehormatan keguruan perlu dipulihkan. Hal ini harus dilakukan agar setiap pendidik merasa malu ketika melakukan segala bentuk pelanggaran, kecurangan, kekerasan, dan kenistaan meskipun dalam skala kecil. Termasuk malu terlambat, malu korupsi, malu menyogok, malu disogok, malu meminta-minta hadiah, malu menjiplak, dan malu menerima sesuatu yang bukan haknya.
Setelah itu, barulah kehormatan profesi guru bisa dibangun kembali. Para pendidik merasa bangga berprestasi, bangga tepat waktu, bangga kerja keras, bangga disiplin, bangga berbuat jujur, bangga berkualitas, bangga berintegritas, bangga berkomitmen, bangga bersahaja. Kebanggaan terhadap bentuk kehormatan wajib dijaga dengan melaksanakan etika kerja dan mempraktikkan cara mengajar yang unggul serta menjaga kehormatan dan keteladanan untuk pribadi, lembaga, dan masyarakat.
Kompetensi seorang pendidik merupakan suatu keteladanan yang menjadi harga mati bagi sebuah profesi terlebih profesi pendidik. Keteladanan identik dengan sifat seorang pemimpin yang baik.
Kouzes dan Pousner dalam The Leadership Challenge menjelaskan riset mengenai karakter pemimpin yang dikagumi oleh pengikutnya. Berikut lima karakter pemimpin yang dikagumi :
1. Jujur
2. Berorientasi ke masa depan
3. Kompeten
4. Membangkitkan semangat
5. Cerdas
Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas dalam bukunya Guru Sejati memiliki lima filosofi sebagai berikut :
1. menerima dan menampakkan apa adanya.
2. tempat yang tepat untuk instrospeksi.
3. menerima kapanpun dan dalam keadaan apapun.
4. tidak pilih kasih/tidak diskriminatif.
5. pandai menyimpan rahasia.
Pendidik yang menjadi magnet bagi anak didik.
Sebuah metode, cara, strategi, atau pendekatan untuk memudahkan penyajian materi pengajaran dari pendidik ke anak didik sebagai pembelajar. Pendidk harus mempunyai penggunaan tiga dimensi yaitu : memandang, berbicara dan berperilaku untuk membentuk kepercayaan baik bagi dirinya sendiri, anak didik dan orang tua/masyarakat dimana dia bertugas.
- Pendidik harus mempunyai cara pandang "positif" dalam melihat anak didiknya.
- Pendidik harus berbicara yang positif dan sederhana dalam berbahasa sehingga anak didik sugesti dalam berfikir positif telah dimiliki, maka timbul kepercayaan diri sehingga menguatkan batin diantara mereka.
- Pendidik berperilaku positif tidak berhenti hanya diruang kelas akan tetapi terbuka menerima anak didiknya yang datang kerumah dan tergerak untuk mengunjungi rumah mereka satu persatu demi melihat keseharianya atau sekedar berbicara dengan orang tua mereka. Perilaku-perilaku seperti inilah yang menguatkan kepercayaan diantara mereka.
Tipe Pendidik menurut sikap dan perilakunya :
1. Pendidik Apatis / Pasif. Ciri-ciri : wajah datar, tidak berani menatap,sering meremas-remas tangan sendiri, dan tekanan suara lemah.
2. Pendidik Sarkastis ( pasif-agresif ). Ciri-ciri: suka meremehkan orang lain, dan tidak menghargai kemampuan dirinya, bersikap pasip didepan orang banyak, tetapi agresif dibelakangnya, kata-katanya tajam, suka menyindir, peringainya buruk, dan suka berfikir negatif, kurang bertanggungjawab.
3.Pendidik Killer / Agresif. Ciri-ciri : selalu bertindak sopan, ekspresi wajah dan mata melotot, suara meninggi, menganggapdirinya benar dan orang lain selalu salah.
4. Pendidik Asertif/ketegasan, keberanian menyatakan pendapat. Ciri-ciri : selalu menunjukkan ekspresi ketulusan dan selalu menghargai orang lain, menatap lawan bicara, tubuh tegap, dan tekanan suara tepat .
Dengan langkah kesederhanaan ini selalu menghargai orang lain, selalu koreksi diri jangan menganggap dirinya yang lebih dari yang lain walau itu sama anak didiknya, maka kita akan terima dimanapun tempatnya.
Semoga dengan sekelumit ini bisa bermanfaat bagi kita khususnya para "PENDIDIK" .
Comments
Post a Comment